Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, membuat pecinta sepak bola di media sosial keheranan karena pernyataannya. Bagaimana tidak, ia menyebut FIFA melarang suatu negara melakukan naturalisasi demi kepentingan sepak bola.

Seperti diketahui, naturalisasi cukup marak di dunia sepak bola. Cara ini dilakukan untuk mendongkrak performa tim nasional suatu negara dengan instan. Beberapa negara tetangga di Asia yang gencar melakukannya adalah China dan Qatar.

FIFA juga tidak melarang negara melakukan naturalisasi selama memenuhi persyaratan-persyatan yang telah ditetapkan oleh FIFA, mulai syarat minimal tinggal di suatu negara hingga lain sebagainya.

Namun, Indra Sjafri memiliki pemahaman tersendiri. Dalam obrolannya bersama Cak Nun di YouTube CakNun.com, eks pelatih Timnas Indonesia U-23 menyebut bahwa FIFA tidak mengizinkan kepindahan kewarganegaraan untuk sepak bola.

Untuk berprestasi, FIFA minta seluruh federasi melakukan pembinaan.

“Kembali ke naturalisasi, FIFA juga tidak membolehkan kepindahan kewarganegaraan untuk sepak bola,” kata Indra Sjafri.

“Karena FIFA itu memerintahkan semua federasi itu lakukan pembinaan,” lanjutnya.

“Enggak boleh itu, misalnya kalau menghalalkan kepindahan (kewarganegaraan) karena alasan sepak bola. Yang kaya yang menang, Arab Saudi bisa beli semua,” tuturnya menambahkan.

Pernyataan itu cukup viral di media sosial. Di YouTube Cak Nun sendiri, tidak sedikit netizen yang heran dengan kalimat yang keluar dari mulut mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 tersebut.

“Indra Sjafri bohong atau tidak tahu aturan FIFA?” tanya netizen.

“Mohon maaf pak koreksi kalau salah. Bukannya aturan terbaru dari FIFA justru melonggarkan proses naturalisasi,” tanggapan netizen lainnya.

“Padahal sudah tersedia lho pak Indra di situs FIFA aturannya. Mungkin Anda harus cek ulang, siapa tau Anda salah baca situs,” ujar netizen.

Isu naturalisasi memang cukup alot dibicarakan dalam beberap bulan terakhir. Bahkan, salah seorang pemain keturunan Indonesia, Sandy Walsh, beberapa kali menyinggung nama direktur teknik mengenai kegagalannya membela skuat Garuda.