CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, memastikan tidak akan melarang para pemainnya mengikuti turnamen antar kampung atau tarkam selama penangguhan Liga 1. Bahkan, pria yang juga menjabat sebagai anggota Exco PSSI akan membantu mencarikan.

Sebab, di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang dan tiadanya kompetisi, kemanusiaan lebih penting dari segala hal. Apalagi jika kegiatan tarkaman tersebut dilakukan demi menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga pemain.

“Biarkan saja. Bahkan saya juga ikut bantu-bantu carikan kegiatan tarkaman ataupun turnamen-turnamen kecil untuk mereka,” kata Yoyok Sukawi dikutip dari Suara.com.

“Tidak ada syarat apapun. Saat ini kami berbicara soal kemanuasiaan bukan profesionalitas. Untuk saat ini bagi semua orang termasuk pemain yang menjadi urusan utama adalah soal perut dan keluarga. Jadi kami memaklumi itu,” tuturnya menambahkan.

Ditundanya kompetisi karena COVID-19 memang sangat berat bagi ekonomi pemain. Sebab, para pemain tidak mendapat penghasilan secara normal seperti sedia kala karena mereka hanya menerima maksimal 25 persen gaji.

Terlebih kompetisi akan terus tertunda hingga Februari 2021. Jika sang pemain tidak memiliki pendapatan lain, para pemain mungkin akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari untuk diri sendiri atau keluarga.

Namun, kebijakan klub memang berbeda-beda. Persita Tengarang juga tidak melarang pemainnya bermain tarkam, sementara Barito Putera enggan mengizinkan pemainnya ikut tarkam karena khawatir bisa cedera mengingat pertandingannya terkadang tidak profesional.