Perdebatan cukup seru terjadi di Instagram antara Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, dengan Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali. Keduanya saling beradu argumen via media sosial.

Ini berawal ketika Akmal Marhali mengomentari unggahan Instagram @bolablangkon tentang pernyataan Exco PSSI, Hasani Abdulgani. Ia menyebut bahwa penjelasan Hasani membuatnya semakin yakin bahwa ada bisnis agen di balik program naturalisasi.

“Dari penjelasannya, semakin terang menggunakan jasa agency. Agen yang jualan. Seperti negosiasi kontrak dengan klub,” tulis Akmal Marhali.

Akmal Marhali – NGO Save Our Soccer (SOS)

Komentar Akmal Marhali kemudian disambar Mochamad Iriawan. Ia menjelaskan bahwa PSSI memang menggunakan agency sebagai jembatan untuk komunikasi dengan federasi dan pemain.

“Agar mempermudah contact dengan federasinya dan pemainnya,” tulis Iriawan.

Namun, Akmal Marhali masih belum menyerah. Dia mengatakan bahwa naturalisasi harus tanpa paksaan dan iming-iming tim nasional. Ia juga mempertanyakan kemampuan PSSI dalam komunikasi dengan federasi lain.

“Pendekatan lebih mudah tanpa biaya, buat jadi WNI sesuai UU Nomor 12 Tahun 2006, jadi WNI atas keinginan sendiri tanpa harus ada embel-embel timnas sebagao jaminan,” tulis Akmal.

“Federasi via federasi juga leih mudah. Apakah PSSI tidak punya kemampuan komunikasi via federasi? Pantas kalau sulit dapat lawan uji coba kalau begitu,” lanjutnya dengan emoticon tertawa.

Iriawan kembali membalas untuk menjelaskan fungsi agency. Ia menyebut bahwa agency penting karena bahasa dan kultur dengan calon pemain berbeda, agency juga digunakan oleh federasi-federasi lain.

Pria yang akran disapa Iwan Bule ini pun meminta Akmal untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. (Foto: PSSI).

“Agency ada lah kepanjangan dari federasi, sama pun halnya federasi lain menggunakan agency karena perbedaan bahasa, culture. Agency bukan seperti Anda pikirkan, mereka membantu melengkapi data dll,” tulis Iwan Bule.

“Kalau tidak punya orang di sana, masa kita harus berangkat semua. Coba pikir dulu kalau bicara. Federasi luar juga menggunakan agency,” lanjutnya.

Namun, jawaban Iwan Bule tidak memuaskan Akmal. Mantan CEO Tangerang Wolves itu kembali mengulang pernyataannya bahwa naturalisasi harus keinginan pemain.

Jika PSSI tidak bisa berkomunikasi dengan pemain, menurutnya lebih baik tidak perlu dikejar-kejar.

“Berangkat semua? Studi banding dong. Ini soal proses menjadi WNI, bukan kontrak antar klub. Buat jadi WNI ya atas inisiasi personal,” tulis Akmal.

“Masa PSSI gak bisa komunikasi dengan pemain yang mau dijadikan WNI. Berarti bukan atas keinginan pemain dong jadi WNI? Kalau sulit ya tidak perlu dikejar-kejar,” lanjutnya.

Setelah balasan itu, Iwan Bule tidak membalas lagi. Tampaknya, dirinya ogah lebih lanjut melayani debat Akmal via media sosial.

Sebelum dengan Ketum PSSI, Akmal jaga beradu argumen dengan Exco PSSI, Hasani Abdulgani, yang ditugasi dalam mengurus program naturalisasi ini.

Inti perdebatan itu, Akmal memiliki kecurigaan bahwa ada permainan agen di balik program naturalisasi PSSI saat ini. Sementara PSSI menjelaskan bahwa federasi membutuhkan jasa agen untuk mempermudah komunikasi dengan pemain karena jarak yang tak dekat.