Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, turut memberikan tanggapan mengenai wacana regulasi pemain U-20 yang kabarnya bakal diterapkan di Liga 1 2020 apabila jadi dilanjutkan pada September atau Oktober 2020.

Sebelumnya, ada saran dari Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) bahwa sebaiknya setiap klub diwajibkan memainkan pemain U-20 dari Timnas Indonesia U-19 di Liga 1 2020.

Fungsinya tentu saja agar para pemain yang diproyeksikan untuk tampil di Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia memiliki jam terbang dan kemampuan bermainnya semakin matang.

Namun, menurut Rahmad Darmawan, jika niatnya hanya untuk jam terbang, Timnas Indonesia U-19 disarankan menjadi peserta tambahan saja di Liga 1 2020.

Pasalnya, dengan begitu, para pemain Timnas Indonesia U-19 tidak hanya mendapatkan pengalaman bertanding, tetapi juga membangun chemistry antar pemain.

Timnas Indonesia U-19. (PSSI).
Timnas Indonesia U-19. (PSSI).

“Kalau semua memakai dan menerapkan, ya pasti tidak ada masalah. Hanya, yang saya tanyakan kemarin adalah soal apakah posisi yang dimainkan untuk pemain U-20 sesuai kebutuhan pelatih timnas Indonesia?,” kata Rahmad Darmawan kepada BolaSport.com.

“Saran saya ikutkan saja timnas U-19 Indonesia di kompetisi Liga 1 sebagai peserta tamu. Jadi, bisa memberikan ruang yang besar untuk pelatih timnas menguji semua pemain sekaligus membangun chemistry tim,” imbuhnya.

Mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 itu sadar bahwa aturan tersebut mungkin tidak ada dalam statuta PSSI. Namun, karena Liga 1 2020 tidak menerapkan degradasi, usulannya itu kemungkinan bisa dicoba.

“Kira-kira begitu (sebagai ajang uji coba). Memang di luar statuta Kongres, tetapi karena kompetisi ini juga tanpa degradasi, jadi tidak ada salahnya,” tutur Rahmad Darmawan.

Sebagai informasi, ide seperti yang dituangkan oleh Rahmad Darmawan ini sebenarnya pernah diterapkan oleh oleh Federasi Sepak Bola Kamboja (FFC) saat mempersiapkan Timnas Kamboja U-19 untuk Kualifikasi Piala Asia U-2020.

FFC mengikutsertakan Timnas Kamboja U-19 di C-League atau Liga Kamboja 2019. Menggunakan nama Bati Youth, tentu klub yang berisikan ‘anak-anak’ itu menjadi bulan-bulanan. Dari 26 laga, Bati Youth cuma menang sekali, sekali imbang, dan sisanya kalah.

67074034_2692908760736631_5499292073011970048_n
Mustafa Zazai, bekas pemain import Kelantan ketika beraksi dalam pertemuan Phnom Penh FC menantang Bati Youth Academy dalam saingan C-League 2019.

Namun, meski banyak menelan kekalahan, program tersebut bisa dibilang sukses. Pasalnya, Kamboja yang notabene tim lemah bisa lolos ke putaran final Piala Asia U-19 2020 dengan status runner-up. Padahal di kualifikasi, mereka satu grup dengan Thailand, Malaysia.

Baca juga artikel VOCKET FC Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda

Setelah Lama Menganggur, Ivan Kolev Kini Latih Klub Bulgaria, Lokomotiv Sofia

Shin Tae-yong Terima Keputusan PSSI Untuk TC Di Indonesia, Tapi Minta Lawan Uji Coba Yang Kuat

Kisah Persiba Balikpapan Musim 2009/2010, Tak Mau Juara Karena Enggan Pengeluaran Makin Banyak