Persepakbolaan Indonesia mendapat perhatian secara khusus dari media Vietnam, Zing.vn. Dengan panjang lebar, Zing menjelaskan ada yang kurang pas dari PSSI dalam mengelola sepak bola Tanah Air.

Indonesia bisa dibilang sebagai salah satu negara kuat di Asia Tenggara. Walau tidak pernah menjuarai Piala AFF, ketangguhan skuat Garuda dibuktikan dengan keberhasilan melangkah ke partai final sebanyak lima kali.

Indonesia juga tidak kekurangan pemain berbakat. Ada saja pemain Tanah Air yang berhasil menembus Eropa, mulai dari Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandi, Bima Sakti, Egy Maulana Vikri, hingga Witan Sulaeman.

Namun, belum ada prestasi membanggakan yang pernah diraih Indonesia, minimal di kawasan Asia Tenggara. Padahal PSSI kerap mendatangkan pelatih-pelatih berkualitas, tetapi nyatanya belum berhasil.

Zing memuji cara PSSI yang berhasil mendatangkan Luis Milla, Simon McMenemy, dan kini Shin Tae-yong untuk melatih Timnas Indonesia. Luis Milla pernah membawa Spanyol menjuarai Piala Eropa U-21, sedangkan Shin Tae-yong adalah nakhoda Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Menurut Zing, pilihan PSSI tersebut sudah benar, tetapi cara memberlakukannya yang salah. PSSI tidak memberlakukan mereka seperti pelatih, tetapi hanya karyawan yang diberi upah.

“PSSI membayar pelatih kelas tinggi, tetapi memperlakukan mereka seolah-olah itu hanya seorang karyawan upahan, bukan seorang pelatih yang mampu membangun sepak bola. Meskipun mereka adalah pelatih yang berbakat,” tulis Zing.

PSSI juga dianggap kurang realistis dalam memberikan target untuk pelatih. Zing menyarankan agar PSSI melihat kondisi sepak bola Indonesia (173 FIFA) dan tidak muluk-muluk layaknya negara top Asia.

“Apa yang Shin Tae-yong katakan kepada media Korea secara akurat menggambarkan kontradiksi sepak bola Indonesia. Target perempatfinal Asia U-19, juara Piala AFF, atau perempatfinal Piala Dunia U-20, ini adalah harapan untuk tim top Asia,” tulis Zing.

Lebih lanjut, Zing menyarankan agar PSSI tidak gampang memecat dan mengganti pelatih. Sebab, pelatih butuh waktu untuk membuat tim nasional menjadi tangguh dan berprestasi.

Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara yang paling sering ganti pelatih di antara negara Asia Tenggara lainnya selama 10 tahun terakhir. Sudah ada 14 pergantian pelatih sejak 2010.

“PSSI seharusnya memberi pelatih banyak waktu, tetapi kesabaran mereka adalah yang paling buruk,” tulis Zing.

“Shin Tae-yong bukan pelatih pertama yang diminta untuk memenangkan Piala AFF di tahun pertamanya. Sebelum dia, Milla dan McMenemy menerima persyaratan yang sama, seperti mencapai perempat final Asian Games atau lolos ke Piala Dunia,” lanjutnya.

Kritik dan saran dari Zing bisa dibilang cukup masuk akal dan positif untuk sepak bola Indonesia. Bagaimana pendapat pembaca sekalian mengenai bahasan tersebut?

Baca juga artikel VOCKET FC Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda

Leicester City Lepas Pemain Timnas Brunei Darussalam, Faiq Bolkiah

PSSI Bebaskan Shin Tae-yong Pilih Pemain, Tak Akan Intervensi

Jersey Inter Milan Musim 2020/2021 Ternyata Buatan Indonesia