Ketum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, terus berusaha agar Liga 1 musim 2021/2022 bisa bergulir di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya adalah menemuni pihak-pihak yang berkepentingan.

Seperti diketahui, Liga 1 musim 2021/2022 yang rencananya digelar pada 8 Juli 2021 tidak bisa terlaksana karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali.

Awalnya, PPKM hanya dijadwalkan berlangsung selama dua minggu. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pun kemudian berencana menggelar Liga 1 2021/2022 pada 20 Agustus mendatang. Namun, PPKM justru diperpanjang hingga 2 Agustus.

Setelah 2 Agustus tidak ada jaminan PPKM akan berakhir, apabila kasus COVID-19 masih belum melandai bukan tidak mungkin PPKM akan terus diperpanjang yang tentu saja berdampak pada rencana PSSI.

Di tengah situasi ini, Iwan Bule akan bersua dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, agar bisa melangsungkan Liga 1 di tengah PPKM.

Luhut Binsar sendiri memang memiliki andil besar dari kebijakan PPKM yang tengah berlangsung saat ini. Sebab, Dia merupakan koordinator PPKM tersebut.

“Kami setelah ini juga akan berkomunikasi dengan Pak Luhut. Saya bakal bertemu beliau. Saya tahu, sepak bola ini harus jalan. Kasihan para pemain dan pelatih,” kata Iwan Bule kapada TV CNN Indonesia, dikutip dari Goal.

“Tentunya, harapan kami pemerintah bisa merespons kesulitan kami. Kami akan tagih, janjinya pada 28 Juli, atau akhir bulan ini kira-kira,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Iwan Bule juga ingin mendapat kepastian dari ketua Satgas Covid-19, Ganip Warsito, terkait kemungkinan bisa menggelar Liga 1 2021/2022. Pasalnya, PSSI merasa malu dengan negara tetangga yang bisa menggelar kompetisi.

“Prokes sudah luar biasa, kami cukup bangga punya stakeholder sepak bola bisa gelar pertandingan di masa covid [Piala Menpora],” ujar Iwan Bule.

“Kami tentu akan komunikasi lagi, kami akan tagih ke Pak Ganip. Ini sudah akhir Juli, harus main. Tidak enak sama negara lain. Thailand, Malaysia, Vietnam sudah jalan. Habis kita kalo tidak ada kompetisi, kasihan pemain tidak bisa perform, menghidupi keluarga. Kasihan,” tuturnya menambahkan.