Penyerang asing Dewa United, Karim Rossi, heran dengan adanya penembakkan gas air mata dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (2/10/2022).

Menurut pemain kelahiran Swiss ini, penembakkan gas air mata dalam stadion itu bukanlah hal yang lazim. Sebab, gas air mata lazimnya ditembakkan dalam zona perang.

“Mengapa begitu banyak bom gas? Saya tidak mengerti.. Ini stadion sepak bola bukan zona perang! Hari yang menyedihkan,” tulis Karim Rossi di Twitter.

Dalam regulasi FIFA, gas air mata dilarang keras. Ini tertulis jelas dalam regulasi FIFA soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, tepatnya pada Bab III dan pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.

“Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa,” bunyi aturan yang tertulis di FIFA.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan pun akhirnya memakan korban. Dalam pernyataan yang dikatakan oleh Presiden Jokowi, korban bukan lagi 127, tetapi 129 orang.

Akibat tragedi memilukan ini, Presiden Jokowi juga meminta agar Liga 1 2022/2023 dihentikan untuk sementara waktu, hingga evaluasi dan perbaikan dilakukan secara menyeluruh.