Ketum PSSI, Erick Thohir, membantah tudingan yang menyebut bahwa dirinya melakukan diskrimasi pemain naturalisasi. Ia menegaskan bahwa wacana aturan baru itu adalah demi keseimbangan pemain muda.

Seperti diketahui, Erick Thohir melempar wacana akan membatasi penggunaan pemain naturalisasi dalam setiap klub pada Liga Indonesia musim 2023/2024, yakni hanya satu pemain per klub.

Usai wacana itu diungkap, ramai para pemain naturalisasi memberikan respons. Mulai dari Marc Klok, Stefano Lilipaly, Ilija Spasojevic, hingga Herman Dzumafo.

Mereka menyindir bahwa dianggap orang Indonesia ketika membela Timnas Indonesia, tetapi dianggap pemain naturalisasi jika bermain di kompetisi negeri sendiri.

Beberapa dari mereka juga menganggap rencana Erick Thohir tersebut sama halnya dengan deskriminasi terhadap pemain naturalisasi.

Usai wacananya viral, Erick Thohir angkat bicara. Ia membantah melakukan deskriminasi dan menegaskan bahwa mereka tidak akan kehilangan pekerjaan karena aturan ini.

Ada 46 klub Liga 1 dan Liga 2, apabila setiap klub hanya satu pemain naturalisasi, maka ada 46 pemain naturalisasi yang akan dibutuhkan klub.

Saya rasa tidak ada diskriminasi kok, kalau klub mengukurkan naturalisasi untuk jalan singkat prestasi, itu yang kita harus akur.”

“Total klub Liga 1 ada 18, Liga 2 ada 28. Sekarang Liga 2 pun boleh 1 pemain naturalisasi, Liga 1 boleh 1. Artinya 18+28 itu sudah 46 naturalisasi, banyak,” kata Erick Thohir, dilansir dari CNN Indonesia.

“Pertanyaan saya, kalau kita masuk timnas ada 24 [pemain], artinya dari 46 itu kita membentuk dua tim nasional,” imbuhnya mengandaikan.

Erick Thohir juga menegaskan bahwa wacana aturan itu dibuat demi keseimbangan dan menemukan keseimbangan dalam proses pembinaan.

“Ini kan bukan masalah diskriminasi. Saya tidak pernah diskriminasi. Saya IOC member, tak mungkin saya diskriminasi,” ujar Erick Thohir.

“Ini aturan yang semua harus kita mainkan untuk keseimbangan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, mantan Presiden Inter Milan itu menegaskan bahwa semua aturan-aturan di Liga 1 dan Liga 2 nanti adalah hasil kesepakatan klub-klub, PSSI tidak menginstruksikan.

“Makanya kemarin di Sarasehan Liga 1 dan Liga 2, itu klub-klub bersepakat. Bukan PSSI menginstruksikan, bukan. Klub-klub bersepakat,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.