Bek Leeds United, Pascal Struijk, baru-baru ini mengakui bahwa dirinya merupakan pemain keturunan Indonesia. Ia memiliki darah Indonesia dari kakek nenek.

Nama Pascal Struijk mungkin belum tenar di Eropa. Namun, bek 20 tahun dan bertinggi 1,9 meter ini digadang-gadang memiliki prospek cerah sebagai pemain belakang di masa depan.

Saat ini, eks pemain Ajax U-19 tersebut masih lebih banyak bermain untuk Leeds United U-23, akan tetapi dia telah merasakan debut di tim senior pada Desember lalu.

Pascal Struijk tampil sebagai pemain pengganti pada menit ke-91 dengan menggantikan Helder Costa saat Leeds United menang 2-0 di markas Hull City.

Empat hari berselang, ia kembali mendapat kesempatan tampil di tim utama Leeds United sebagai pengganti. Kali ini, ia masuk di menit ke-84 dengan menggantikan Gaetano Berardi.

Di usia 20 tahun, Pascal Struijk belum tampil di tim nasional senior. Ia pun memiliki kesempatan membela tiga negara berbeda, yakni Belanda, Belgia, dan Indonesia.

Pascal Struijk mengakui bahwa dirinya memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya. Ia juga merasa bahwa Indonesia mengetahui bahwa hal tersebut.

“Ya, melalui kakek nenek saya yang meninggalkan Hindia Belanda (nama Indonesia dulu) ke Belanda. Saya memiliki hubungan dengan Indonesia, tetapi kini lebih terlibat dengan Belanda dan Belgia,” kata Pascal Struijk kepada Sportmagazine.

“Di Indonesia, mereka tampaknya sadar bahwa saya memiliki darah Indonesia. Tidak tahu bagaimana mereka mengetahuinya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, eks pemain Timnas Belanda U-17 ini terkadang merasa sebagai orang Indonesia, tetapi terkadang juga tidak. Ia mengaku tidak pernah berhubungan dengan orang-orang Indonesia selain keluarga.

“Saya harus mengakui bahwa kadang-kadang saya merasa Indonesia dan kadang-kadang tidak. Di luar keluarga saya, saya tidak berhubungan dengan orang-orang di sana (Indonesia),” tuturnya menambahkan.

Walau tahu memiliki darah Indonesia, ia belum berminat membela Timnas Indonesia. Pascal Struijk masih fokus mengejar panggilan Timnas Belanda atau Belgia.

“Saya sangat senang bila menerima panggilan dari Roberto Martinez (pelatih Timnas Belgia), tetapi saya lebih suka Belanda. Hingga U-17, saya rutin dipanggil dan itu berhenti ketika saya di bangku cadangan Ajax,” ujar Pascal Struijk.

“Jika mereka tidak menyukai saya di Belanda dan pelatih Timnas Belgia bersedia memberi saya kesempatan, saya pasti bisa memilih Belgia,” imbuhnya.

Baca juga artikel VOCKET FC Indonesia lainnya yang telah kami sediakan untuk Anda

AFC Sudah Tentukan Jadwal Drawing Piala Asia U-16 Dan U-19 2020

Syahrian Abimanyu Berharap Bisa Berkarier Di Eropa, Thailand, Atau Jepang

Dua Pemain Liga 1 2020 Yang Pernah Main Di Liga Korea Selatan