Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, membantah semua tudingan-tudingan yang sebelumnya diutarakan manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kepada media Korea Selatan.

Indra Sjafri menyampaikan ini di laman resmi PSSI. Dikarenakan banyak hal yang diluruskan oleh Indra Sjafri, Vocket FC Indonesia akan menyajikannya melalui bagian per bagian agar lebih mudah dipahami.

Indra Sjafri mengaku sudah izin ke Shin Tae-yong

Pertama soal tidak izin usai pulang lebih dulu setelah pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Thailand. Indra Sjafri mengaku tidak melakukannya karena Shin Tae-yong terlalu lama mengurus imigrasi.

Indra Sjafri yang buru-buru menghadiri pernikahan putra Rahmad Darmawan akhirnya tidak sempat bilang Shin Tae-yong dan hanya izin ke dua staf tim nasional.

“Bagi orang dengan adat ketimuran seperti kita, datang ke acara seperti ini sangat penting sebagai bagian menghormati undangan dari kolega atau sahabat yang sudah dianggap sebagai kerabat,” kata Indra Sjafri.

Shin Tae-yong bilang Indra Sjafri belum minta maaf, Indra Sjafri mengklaim sudah

Indra Sjafri membantah tidak meminta maaf setelah melakukan kesalahan itu. Ia mengaku sudah meminta maaf kepada Shin Tae-yong saat rapat di Kantor PSSI pada Senin (3/2/2020), tetapi diusir.

Nama Indra Sjafri kemudian tidak tercantum lagi dalam susunan pelatih untuk pemusatan Timnas Indonesia senior di bulan yang sama.

“Saya meminta maaf langsung kepada Shin atas kejadian itu, yang diterjemahkan oleh Yoo Jae Hoon, mantan kiper Persipura yang menjadi salah satu ahli bahasanya,” kata Indra.

“Shin minta saya keluar ruangan. Saya pun ikuti permintaannya. Saya ke luar ruangan dan merenung di sana,” imbuhnya.

“Jadi tidak benar kalau saya dikatakan tidak mendampingi dirinya sejak awal perkenalan di Hotel Mulia, lalu disebut mangkir dan juga tidak pernah meminta maaf. Bohong semua itu,” lanjutnya.

Bantah tentukan nama pemain Timnas Indonesia senior

Timnas Indonesia arahan Shin Tae-yong sempat kalah 1-4 saat beruji coba dengan Persita Tangerang. Shin Tae-yong sebut bahwa para pemain tim nasional saat itu adalah pilihan Indra Sjafri.

Namun, Indra Sjafri menilai itu tidak benar. Sebab, ia merasa diusir ke luar ruangan saat penentuan pemain tim nasional.

“Bagaimana mungkin saya dibilang menjadi penentu pemilihan pemain, sementara saat rapat penentuan pemain saya sudah diusir keluar?” ujar Indra.

“Saya sampaikan bahwa 100 persen saya mendukung pekerjaannya di PSSI, termasuk mengusulkan agar pemain mendapatkan tambahan nutrisi dan vitamin saat program virtual training, Tapi tiba-tiba dia membuat berita yang tidak perlu dan banyak bohongnya,” ungkap Indra.

“Kita harus tegaskan bagaimana duduk perkara sebenarnya. Agar publik tahu lengkap dan tidak sepotong-potong. Ini juga soal harga diri bangsa kita diperlakukan seperti ini,” kata Indra.

Shin Tae-yong minta sendiri latih tiga level tim nasional

Shin Tae-yong mendapatkan tugas berat di PSSI. Ia bertanggung jawab dalam tiga level tim nasional. Menurut Indra Sjafri, itu adalah permintaan Shin Tae-yong sendiri, bukan PSSI.

“Semua itu dilakukan Pak Ketum untuk kemajuan timnas kita. Termasuk memberikan wewenang sangat berlebih kepada Shin untuk menangani hampir semua level timnas, dari Timnas Senior, U-23 dan U-19,” kata Indra.

Pembohong dan banyak alasan

Menurut Indra Sjafri, sejak pertama kali menangani Timnas Indonesia, Shin Tae-yong berjanji dan menjamin skuat Garuda akan menjuarai Piala AFF.

Ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Shin Tae-yong di media Korea Selatan. Ia mengklaim bahwa akan membangun sepak bola Indonesia tahap demi tahap.

Indra Sjafri pun menilai Shin Tae-yong pembohong dan banyak alasan.

“Kandidat lain, Luis Milla, tidak bisa menjamin hal itu. Pembohong namanya kalau ada seorang pelatih bisa menjamin juara dalam sepak bola,” tukas Indra.

“Dia ini sebenarnya banyak alasan saja, karena tak yakin bisa memenuhi target berat yang dibebankan federasi kita. PSSI ingin timnas senior Juara Piala AFF 2020, memperbaiki peringkat FIFA, serta Timnas U-19 berprestasi di Piala Dunia U-20 2021,” imbuhnya.

Tidak izinkan TC di Korea Selatan karena sifatnya masih seleksi

Shin Tae-yong sangat ingin melakoni pemusatan latihan di Korea Selatan. Sebab, selain lebih aman dari virus corona ketimbang Indonesia, di sana skuat Garuda Muda juga berpeluang mendapatkan lawan uji coba yang tangguh.

Namun, Indra Sjafri menilai ini sulit dilakukan karena para pemain sifatnya masih seleksi dan belum tentu orang Indonesia bisa masuk ke Korea Selatan. Kemudian, apabila ada pencoretan, PSSI bingung bagaimana pemulangannya.

“Dalam virtual meeting, kami sudah memberikan masukan agar program Timnas Senior dan U-19 berjalan bersamaan. Sementara di Korea juga masih ada Pandemi COVID-19, belum tentu juga kita orang Indonesia bisa masuk ke Korea,” ungkap Indra Sjafri.

“Nanti setelah tim terbentuk dan masuk program uji coba, PSSI akan dukung sepenuhnya mau menggelar TC di mana saja. Masak masih seleksi saja harus jauh-jauh ke luar negeri? Terlalu banyak orangnya, juga bagaimana nanti teknis pemulangannya kalau ada yang dicoret?” lanjutnya.

Perilaku Shin Tae-yong dianggap tidak etis dan seenaknya sendiri

Indra Sjafri menyebut perilaku Shin Tae-yong kurang etis dan seenaknya sendiri. Sebab, saat rapat dengan PSSI pada pekan lalu, pelatih asal Korea Selatan itu rapat sambil menyetir mobil dan bermain ponsel.

“Kita ini tadinya menghormati Shin, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri,” kata Indra.

“Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua Umum PSSI, Shin tampak seenaknya rapat sembari mengemudikan mobil, menggunakan ponsel kencil. Sementara para pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing,” imbuhnya.

Selain rapat virtual sambil mengemudi mobil, Shin Tae-yong juga membatalkan rapat virtual dengan PSSI pada pekan ini karena sudah ada janji melihat resort.

“Alasannya dia ada janji melihat resort. Ini menunjukkan ketidakprofesionalan dia. Apalagi dia tetap kita gaji sangat besar lho, meski selama masa COVID-19 dipotong 50 persen. Ini kok diajak rapat susah sekali,” ujar Indra.

“Padahal kita sangat memerlukan kehadiannya di Indonesia untuk menjalankan pekerjaannya, tapi malah kita yang disuruh mendatangi dia ke Korea untuk menggelar TC di sana,” pungkasya.

Bagi yang belum membaca wawancara Shin Tae-yong dengan media Korea Selatan, silakan baca artikel berikut:

Mulai Kecewa Dengan Sikap PSSI, Shin Tae-yong: Saya Tidak Tahan Lagi

Shin Tae-yong Heran Dengan PSSI, Pelatih Lokal Lakukan Kesalahan Tapi Diangkat Jadi Direktur Teknik