Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, membantah aturan yang menyebut bahwa klub akan dianggap kalah apabila ada suporter yang nekat ke stadion. Ia justru menilai aturan itu tidak masuk akal.

Menjelang dilanjutkannya Liga 1 2020 di tengah pandemi COVID-19, ada beberapa regulasi ‘baru’ yang muncul di permukaan. Salah satunya adalah aturan yang menyebut bahwa klub akan dianggap kalah apabila suporter datang ke stadion.

Pernyataan ini awal mulanya diungkap oleh Umuh Muchtar selaku Komisaris Persib Bandung. Kemudian Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian, juga membenarkan usulan tersebut.

Aturan ini sendiri fungsinya agar suporter tidak datang ke stadion karena COVID-19. Namun, Yunus Nusi tidak membenarkan bahwa itu sudah menjadi regulasi resmi. Bahkan, ia menganggap regulasi itu tidak masuk akal untuk diterapkan.

“Mana ada regulasi dan sanksi yang bilang penontonnya datang lalu poinnya dikurangi apalagi dianggap kalah. Jadi, kawan-kawan media ini juga, kami berharap secara objektif jugalah kalau melihat isu yang ada di luar sana,” kata Yunus Nusi kepada BolaSport.com.

“Itu kan gampang saja mengubah regulasi itu dengan kalimatnya sendiri. Itu kan bisa saja terjadi. Tetapi pertanyaannya itu masuk akal tidak,” lanjutnya.

“Persebaya sama PSS Sleman bertanding. Ini tiba-tiba Bonek datang lewat sawah, lewat gang, terus ketahuan sama panpel sama pengawas pertandingan, terus bakal bilang ‘ini lho Bonek masuk ayo kurangin saja poin Persebaya dua poin atau tiga poin,'” imbuhnya.

“Masuk akal tidak hanya karena dua orang saja datang memakai baju Persebaya dan bendera?” tutur Yunus Nusi menambahkan.

Lebih lanjut, Yunus Nusi menegaskan bahwa regulasi tersebut tidak jelas sumbernya dan mengimbau publik untuk tidak mudah percaya dengan regulasi-regulasi yang tidak masuk akal.

“Ini lho baca dimana, regulasi apa dan di mana yang susun. Itu tidak masuk akal kok dipercaya. Kalau ada regulasi dari orang lain yang bikin bisa jadi kami dapat itu,” tutur pria asal Gorontalo ini menambahkan.